Laman

Jumat, 11 April 2014

Ular Lumpur Kapuas

Ular lumpur Kapuas adalah sejenis ular dari suku Colubridae, anak suku Homalopsinae. Ular ini merupakan spesies yang baru dideskripsi dan dipublikasi pada akhir 2005 melalui jurnal ilmiah The Raffles Bulletin of Zoology no 53, Desember 2005.

Dinamai demikian karena ular air tersebut sejauh ini hanya ditemukan terbatas di sistem aliran Sungai Kapuas,Kalimantan Barat. Sementara nama ilmiahnya, Enhydris gyii Murphy, Voris and Auliya, 2005, diberikan untuk menghormati mendiang Profesor Ko Ko Gyi, herpetolog yang telah merevisi anak suku Homalopsinae pada tahun 1970.
Ular air berukuran sedang. Dari tiga spesimen yang dideskripsi, semuanya berkelamin betina, panjang totalnya bervariasi antara 64 cm hingga 76 cm. (Murphy, Voris and Auliya, 2005).
Sisik dorsal (punggung) berkilau seperti pelangi, tersusun dalam 25 deret di tengah badan (27 di atas leher dan 21 di sekitar anus). Warna di punggung kelabu hitam sampai coklat-merah kehitaman. Masing-masing sisik di punggung dengan bagian tengah (pusat) berwarna kemerahan. Sisik ventral dan empat deret terbawah sisik dorsal berwarna merah terang kecoklatan.
Satu keistimewaan yang unik dan langka dari ular ini adalah kemampuannya untuk bertukar warna. Mark Auliya, si kolektor, menceritakan: "Saat saya meletakkan ular tersebut dalam wadah berwarna gelap dia masih berwarna coklat kemerahan... Ketika saya mengambil ular tersebut beberapa menit kemudian, ular itu telah berubah warna hampir menjadi putih sepenuhnya".
Kemampuan berganti warna sebetulnya bukan hal yang aneh bagi sebagian amf
ibia dan reptil. Beberapa jenis kodok, cecak, dan terutama bunglon dan chamaeleon dapat mengubah warna kulitnya. Pada beberapa jenis hewan, perubahan warna itu relatif lambat dan sederhana; menjadi lebih pucat atau sekedar lebih gelap warnanya. Akan tetapi pada chamaeleon (bunglon Madagaskar), perubahan itu berlangsung cepat dan drastis hingga bertukar warna.
Akan tetapi kemampuan ini langka dijumpai pada ular. Dan ular-lumpur Kapuas ini memperlihatkan kemampuan yang umumnya telah tidak dimiliki lagi oleh bangsa ular.