Laman

Kamis, 27 Februari 2014

Penyu sisik

Penyu sisik (Eretmochelys imbricate) adalah jenis penyu yang memiliki karapas yang indah. Karapas penyu bernilai tinggi karena menjadi bahan dasar pembuatan perhiasan atau aksesoris. Oleh karena itulah, penyu ini banyak diburu. Tak mengherankan apabila Penyu Sisik terdaftar di IUCN Redlist sebagai hewan yang terancam punah. 

Penyu sisik juga dikenal dengan nama hawksbill turtle. Hal ini dikarenakan kemiripan paruhnya dengan paruh burung elang yang tajam dan meruncing namun dengan bentuk rahang yang agak besar.  Warna karapas penyu sisik yang bervariasi dan cantik menjadi salah satu alasan utama perburuan penyu sisik. Karapas biasanya berwarna kuning, hitam atau coklat. 

Penyu sisik dapat mencapai berat tubuh sekira 80 kg dan panjang hingga mencapai 100 cm. Warna dan bentuk cangkang dari penyu yang satu ini cukup unik, yaitu berbentuk seperti sisik yang tersusun secara teratur. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, karapas penyu bernilai tinggi karena menjadi bahan dasar pembuatan perhiasan atau aksesoris. 

Penyu sisik juga berperan penting dalam ekositem laut. Diperkirakan penyu sisik mengkonsumsi sponge hingga 1000 pon atau sekira 450 kg per tahun. Dengan jumlah ini tentu peran penyu sisik cukup signifikan dalam mengendalikan laju pertumbuhan bunga karang yang dapat mengganggu pertumbuhan terumbu karang. Karena konsumsi utama penyu ini bunga karang, daging penyu sisik bersifat beracun dan dapat membahayakan bagi manusia. Selain bunga karang, penyu sisik juga mengkonsumsi alga, hewan-hewan kecil seperti udang, moluska, cumi-cumi dan lainnya. 

Habitat penyu sisik adalah di perairan yang dingin. Mereka mampu menjelajahi samudera hingga bermil jauhnya. Tempat bertelur penyu ini biasanya ditemukan di Benua Hindia (misal di Seychelles, Oman), Karibia (misal di Kuba, Mexico), Australia, dan juga Indonesia. 

Saat ini, keberadaan penyu sisik terancam punah. Penyebabnya adalah karena perburuan liar akan telur, karapas yang bernilai jual tinggi, dan bahkan daging. Selain itu, ancaman lain datang dari pengrusakan habitat, polusi laut, dan terperangkap oleh alat penangkap ikan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar